Pasar Klithikan Yogyakarta, dulunya merupakan pasar hewan, kini telah menjadi pusat yang menawarkan berbagai barang bekas berkualitas. Transformasi ini terjadi karena relokasi pasar hewan ke Ambarketawang Gamping. Seiring pertumbuhan perkotaan, keberadaan pasar hewan di tengah kota dinilai tidak layak, mendorong pemerintah kota Yogyakarta untuk merelokasi pasar tradisional tersebut.

Pasar Klithikan Yogyakarta resmi diresmikan pada tanggal 11 November 2007 oleh Menteri UKM dan Koperasi, Bapak Surya Dharma Ali. Pembangunan pasar ini merupakan hasil relokasi pedagang Klithikan dari jalan Mangkubumi, jalan Asem Gede, dan Alun-alun Kidul.

Setelah direlokasi, wajah Pasar Klithikan berubah secara drastis. Dari sebelumnya pedagang Klithikan hanya menjajakan barang dagangannya di pinggir jalan tanpa teratur, kini mereka dapat menempati bangunan pasar yang memadai dengan fasilitas yang lengkap dan status hukum yang jelas.

Pasar Klithikan terletak di Jalan HOS Cokroaminoto No. 84 Kuncen Yogyakarta. Dengan spesifikasi luas tanah 8.000 m2 dan luas bangunan 6.382 m2, pasar ini menyediakan 720 los pedagang, 21 kios pedagang, dan beroperasi mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.

Berbagai barang ditawarkan di pasar ini, mulai dari barang-barang bekas, antik, hingga barang-barang baru. Produk yang dijual di Pasar Klithikan meliputi Klithikan, onderdil kendaraan, sepatu, konveksi, helm, berbagai jenis botol, pusat handphone, alat-alat hobi, dan masih banyak lagi.

Pasar ini dilengkapi dengan fasilitas umum yang memadai seperti tempat ibadah, tempat parkir, toilet, kantor pengelola, layanan kesehatan, dan ATM.

Bagi pengunjung yang ingin menuju pasar ini, dari titik Nol Malioboro ke arah barat melewati jalan KH. Ahmad Dahlan hingga perempatan lampu merah, lalu lurus hingga perempatan Wirobrajan, belok ke utara sekitar 700 meter. Pasar Klithikan akan terletak di sebelah kanan jalan.

Pasar Klithikan Yogyakarta tidak hanya menjadi tempat berbelanja barang bekas berkualitas, namun juga menjadi bagian dari sejarah dan kehidupan sehari-hari masyarakat Yogyakarta, menyimpan pesona dan cerita yang tak terlupakan.

Categories:

No responses yet

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *