Candi Abang, sebuah peninggalan sejarah yang berlokasi di Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat belakangan ini. Situs ini menjadi lokasi syuting penting dalam serial populer Gadis Kretek, menampilkan peran penting sebagai setting makam Dasiyah atau Jeng Yah yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo. Keberadaan Candi Abang semakin menonjol dalam episode terakhir serial tersebut.
Selain kepopulerannya sebagai situs bersejarah dan budaya, ada beberapa fakta menarik yang perlu diperhatikan terkait Candi Abang di Sleman.
1.Lokasi di Puncak Bukit
Candi Abang berdiri megah di puncak bukit setinggi enam meter. Informasi ini diambil dari sumber Kemdikbud. Keunikan lokasinya yang terletak di puncak bukit memberikan daya tarik tersendiri. Pada masa Hindu-Buddha, tempat-tempat tinggi dianggap sakral sebagai tempat kediaman para dewa dan dewi. Saat musim hujan, bukit ini hijau, menciptakan kontras dengan musim kemarau yang membuatnya tampak kering.
2.Terbuat dari Bata Merah
Candi Abang dijuluki demikian karena dibangun menggunakan batu bata berwarna merah sebagai bahan utamanya. Asal usul nama “Abang” berasal dari bahasa Jawa yang berarti merah. Keistimewaan ini membuat Candi Abang menonjol, mengingat mayoritas candi di Yogyakarta umumnya menggunakan batuan andesit. Menurut informasi dari situs Kemdikbud yang mengutip Ijzerman dalam Beschrijving der Oudheden nabij de grens der residenties Soerakarta en Djogdjakarta (1891), Candi Abang dibangun dari batu bata yang kuat.
3.Keberadaannya yang Tersisa dalam Bentuk Puing
Saat ini, Candi Abang hanya menyisakan puing-puing, seperti yang dilaporkan oleh situs Kemdikbud. Bangunan utamanya telah roboh, sesuai dengan catatan dari Ijzerman dan NJ. Krom dalam tulisan mereka yang berjudul Inleiding Tot De Hindoe-Javaansche Kunst (1920). Dengan hanya tersisa puing-puing, dari kejauhan, Candi Abang terlihat seperti gundukan tanah yang ditumbuhi oleh rumput.
4.Bagian dari Warisan Kerajaan Mataram Kuno
Dengan ciri khas arsitektur Buddha-nya, Candi Abang diyakini telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-9 atau ke-10. Pada tahun 1932, para ahli menemukan prasasti yang berisi penanggalan 794 Saka atau 872 Masehi. Meskipun demikian, penanggalan tersebut belum bisa dipastikan sebagai tahun pendirian Candi Abang.
5.Status sebagai Bangunan Cagar Budaya
Candi Abang saat ini telah diakui sebagai bangunan cagar budaya. Situs ini sering dikunjungi oleh wisatawan yang tertarik untuk menyaksikan keunikan Candi Abang dan juga untuk berburu foto dari atas bukit.
No responses yet